TES DAN PENGUKURAN KELENTUKAN
Oleh: Anton Anria
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tes dan
pengukuran terhadap olahragawan merupakan tugas yang rumit karena banyak hal
yang harus di perhatikan agar data yang diperoleh benar-benar valid. Hal ini
butuh keahlian dan ketelitian dalam meneliti. Kondisi fisik dan psikologis
olahragawan juga harus diperhatikan karena hal itu juga bisa mempengaruhi hasil
penelitian.
Dalam
olahraga kelentukan adalah suatu hal yang penting, semakin seseorang memiliki
tingkat kelentukan yang tinggi maka akan cenderung bisa meminimalisir cedera.
Tinggi rendahnya kelentukan olahragawan tidak ditentukan oleh postur tubuhnya
melainkan karena seringnya berlatih. Dalam makalah ini, penulis memusatkan pada
model tes dan pengukuran kelentukan olahragawan. Tes dan pengukuran ini
memberikan pengetahuan kita akan pentingnya mengetahui seberapa tinggi tingkat
kelentukan yang ada pada diri kita, sehingga diharapkan untuk meningkatkan
tingkat kelentuntukan agar terhidar atau minimal mengurangi tingkat cedera.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:
1. Apa arti dari tes dan pengukuran?
2. Apa arti dari kelentukan?
3. Bagaimana cara mengetes dam mengukur
kelentukan?
4. Apasaja macam tes pengukuran
kelentukan?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari tes
dan pengukuran.
2. Untuk mengetahui pengertian dari
kelentukan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara
mengetes dan mengukur kelentukan.
4. Manfaat Penulisan
1. Membantu olahragawan untuk
meningkatkan kelentukan tubuhnya.
2. Membantu kesempatan penuh bagi
masyarakat untuk belajar mengetes dan mengukur kelentukan.
3. Membantu mahasiswa menjadi manusia
berintelektual.
4. Sebagai wacana masyarakat sebagai
sumber yang ingin diketahui.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Tes dan Pengukuran
1. Pengertian
Definisi
tes adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai individu atau objek. Sasaran tes tidak hanya orang atau individu
sebagaimana dikemukakan diatas, melainkan juga objek atau suatu benda.
Misalnya, untuk memastikan apakah jenis makanan tahu mengandung formalin atau
tidak, maka harus dites laboatorium. Demikian juga untuk memastikan apakah
kandungan kaporit atau belerang yang ada dalam kolam renang melebihi ambang
batas atau tidak, maka harus dites laboratorium.
Pengukuran
dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan informasi. Jadi, ketika kita telah
memiliki tes dan tes tersebut digunakan untuk mengetes, maka hakekatnya kita
melakukan pengukuran. Dari proses tersebut kita akan mendapatkan informasi
berupa angka atau bukan angka. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai
pemberian angka kepada benda atau kejadian berdasarkan aturan tertentu.
Misalnya, kita akan mengukur tinggi badan seseorang maka yang dilakukan adalah
menempatkan angka-angka (meteran) pada badan seseorang tersebut. Ketika kita
mengukur kecepatan lari 100 meter, maka pada dasarnya kita memberika angka pada
laju gerak lari yang dilakukan seseorang. Lalu, apa yang sebenarnya diukur dari
benda atau kejadian tersebut/ yang diukur adalah indicator dari karakteristik
benda atau kejadian tersebut. Sebagai contoh, kita akan mengukur “prestasi
belajar”, maka indikatornya bisa berupa Indeks Prestasi Komulatif. Mengukur
“kecepatan” indikatornya bias berupa waktu yang ditempuh dalam lari 100 meter.
2. Kriteria dalam Tes
2.1. Validitas Tes
Validitas merujuk pada sejauh mana suatu alat ukur
mengukur apa yang ingin diukur, atau dengan kata lain, apakah suatu alat ukur
sesuai untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Selain hal
tersebut, validitas juga memiliki makna kecermatan, yakni menggambarkan data
atau informasi yang diperoleh sedetail mungkin. (tes dan Pengukuran,Ali maksum)
Ada Tiga Jenis
Validitas
·
Validitas Isi
Merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana
aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi (dengan catatan tidak
keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana isi
tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”.
·
Validitas Konstrak
Adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes
mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya
(Allen & Yen, 1979). Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang
terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang
diukur. Hasil estimasi validitas konstrak tidak dinyatakan dalam bentuk suatu
koefisien validitas.
·
Validitas Berdasar Kriteria (kriterium)
Menghendaki
tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria
adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau berupa suatu
ukuran lain yang relevan. Untuk melihat tingginya validitas berdasar kriteria
dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan skor kriteria. Koefisien
ini merupakan koefisien validitas bagi tes yang bersangkutan, yaitu rxy,
dimana X melambangkan skor tes dan Y melambangkan skor kriteria.
2.3
Objektivitas Tes
Sebuah tes dikatakan objektif apabila dilaksanakan dengan
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhinya, terutama terkait dengan
skoring yang dilakukan. dengan kata lain dapat diartikan bahwa objektivitas
terkait dengan tingkat kesesuaian antar penilai.
2. Konsep Kelentukan
1. Pengertian
Kelentukan,
sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu
untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang gerakan
tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasangan-pemasangan
otot. Ketika kita berbicara tentang kelentukan, tidak terelakkan kita mendengar
istilah seperti: pembelokan (flexion), yaitu gerakan ruas tubuh yang
menyebabakan pengurangan (memperkecil) sudut sendi pada sumbu
tranversal/horizontal atau bidang sagital; perluasan (extension), yakni
gerakan ruas tubuh kearah kebalikan dari flexion yang menyebabkan penambahan
(pembesaran) sudut sendi; hyperextension, yakni di mana sudut dari suatu
sambungan persendian diperluas di luar cakupannya yang normal; persendian
ganda , yakni suatu kondisi yang hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian
istilah tersebut digunakan ketika mengacu pada seseorang dengan kelentukan yang
tidak biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan akhirnya, musclesboundness
(otot tak berbatas), yakni satu istilah yang digunakan untuk menguraikan
kasus-kasus dari kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni ketika seseorang
mengalami perkembangan otot yang bagus sekali.
.
Kelentukan adalah kemampuan
persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal
(range of Moverment)
b. Kelentukan adalah kemampuan
seseorang untuk meningkatkan tubuh bagian dalam suatu ruang gerak yang seluas
mungkin,tanpa cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian (menurut
Johson dan Nelson tahun 1969)
c.
Kelentukan adalah efektivitas
seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan pengaru
penguluran tubuh yang luas
5.2. Bentuk Latihan
a.
Peregangan statis ( dengan gerak
yang perlahan tetapi dilakukan terus menerus)
b. Peregangan balistis (peregangan yang
dilakukan dengan gerak memantul-mantulkan) yang meliputi:
1) Leher
2) Bahu dan dada
3) Lengan,bahu,dan dada
4) Lengan dan bahu
5) Otot belakang (lower back)
6) Pantat dan pinggul
7) Otot belakang bawah dan perut
8) Otot pangkal paha
9) Otot pangkal paha panggul bagian
dalam
10) Otot paha belakang ( Hamstring)
11) Otot paha depan
12) Otot paha depan dan panggul
13) Otot betis dan tungkai bawah
Contoh, kelihatan perlu mengidentifikasi dua
jenis test kelentukan:
1.
Tes Kelentukan Relatif,
dirancang menjadi relatif dengan panjangnya atau lebar dari suatu tubuh yang
spesifik memisahkan inci-inci menguji pengukuran anda tidak hanya gerakan,
namun juga panjang atau lebar dari bagian tubuh yang mempengaruhi.
2.
Tes Kelentukan Absolut , di
mana pengukuran anda hanya gerakan yang berhubungan dengan sasaran/tujuan
kinerja yang absolut. Sebagai contoh, pada pemisahan anda menentukan jarak
antara lantai (yang menjadi sasaran) dan duduk seseorang.
Lebih lanjut, skor kelentukan mungkin
dilaporkan sebagai hasil pengukuran linier, di mana skor-skor terjadi dalam
ukuran inci-inci atau milimeter-milimeter seperti yang ditentukan dari
penggunaan ukuran pita, ukuran, atau flexomeasure,; dan pengukuran berputar, di
mana skor-skor terjadi di dalam tingkat perputaran seperti yang ditentukan oleh
pemakaian busur derajat, pengukur sudut, atau flexometer. Meski kelentukan
menghubungkan dengan beberapa kemampuan motor secara minimal, ia biasanya
dianggap sebagai satu faktor penting di dalam aktivitas tertentu, seperti
diberikan contoh oleh kelenturan penyelam dan membentang di udara; atau oleh
perenang yang melaksanakan gaya kupu-kupu dengan tendangan ekor ikan dolfin.
Karena sulit untuk menentukan berapa banyak perluasan pembelokan adalah baik atau
jelek untuk perorangan, pelatih dan siswa harus mengevaluasi tingkat yang
diperlukan pada setiap sambungan spesifik di dalam bidang merampas kinerja dan
keselamatan di dalam aktivitas atau bagian dari tubuh yang terlibat. Kelentukan
biasanya juga disebutkan ketika seseorang sedang menggambarkan kebugaran fisik.
Kehilangan kelentukan sering kali dicatat sebagai salah satu tanda pertama
mengeluarkan bentuk.
tentang 2jenis tes kelentukan, yaitu
sit and reach dan standing trunk flexion.
- a. Sit and Reach
- Prosedur pelaksanaan tes :
Peserta tidak memakai alas kaki
- Peserta duduk dengan kaki lurus menyentuh balok tes.
- Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
- Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur.
- Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.
- Dimulai dari angka -20.( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
-Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik. - Norma Sit and reach.
Kategori Pria Wanita
Bagus Sekali +21 +22
Bagus +17 +18
Sedang +11 +12
Cukup +5 +8
Kurang -2 +2
- b. Standing Trunk Flexion
- Prosedur pelaksanaan tes :
Peserta tidak memakai alas kaki
Peserta berdiri dengan kaki lurus diatas balok tes.
Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur.
Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.
Dimulai dari angka -20.
( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.
2.
Penggunaan Tes Kelentukan
Beberapa cara di mana tes kelentukan
digunakan dalam kelas-kelas pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai suatu faktor di
dalam tes kebugaran fisik.
2.
Sebagai suatu alat untuk
menentukan potensi di dalam aktivitas olahraga-olahraga tertentu.
3.
Sebagai suatu alat untuk
menentukan prestasi dan tingkat keahlian ketika kinerja kelentukan adalah
sasaran spesifik di dalam unit pengajaran.
4.
Sebagai suatu alat untuk
mendiagnosa tingkat suatu luka/cidera terdahulu atau penyebab tubuh menjadi
lemah.
Alat yang digunakan
untuk mengukur kelentukan : bangku dan mistar sekitar 50 cm.
Tes dan pengukuran kelentukan
1. Kelentukan badan sit and reach ( Dr. Widiastuti, M.Pd)
a.
Tujuan
Untuk mengukur kelentukan badan
b. Alat dan fasilitas
1. Pita pengukur dalam cm dengan
panjang minimal 2 meter
2. Tembok atau papan tegak lurus dengan
lantai datar
3. Alat tulis
4. Formulir tes
c.
Pelaksanaan
1. Pita pengukur diletakkan lurus
dilantai, dengan huruf nol pada tepi tembok, teste melepaskan kaus kaki duduk
berljunjur menduduki pita pengukur
2. Pantat, punggung, dan kepala merapat
ketembok, kedua kaki lurus kedepan dengan kedua lutut lurus
3. Panjang kaki dicatat sampai cm
penuh, pengukuran dari tembok kedua kaki kangkang kedua lutut boleh bengkok.
4.
Kemudian teste merfaihkan kedua
lengannya kedepan sejauh mungkin dan menempatkan kedua jari jari taangan pada
pita sejauh mungkin tahap raihan tersebut minimal 3 detik
5. Jauh raihan itu dicatat sampai
sentimeter penuh. Lagkukan raihan 2 kali berurutan, dan jarak raihan terjauh
yang dihitung.
6. Kelentukan tubuh diukur selisih
antara jarak raihan dengan jarak kaki dalam sentimeter.
Gambar tes sit and reach
d.
Table penilaian sit and reach
Skor
|
Putra
|
Kriteria
|
Putri
|
5
|
Ø 19,5
|
Baik sekali
|
20,0 – 23,0
|
4
|
17,0 – 19,0
|
Baik
|
18,5 – 19,5
|
3
|
14,5 – 16,5
|
Cukup
|
17,0 – 18,0
|
2
|
12,5 – 14,0
|
Kurang
|
15,0 – 16,5
|
1
|
< 12,0
|
Kurang sekali
|
13,5 – 14,5
|
2. Tes statis fleksibilitas pergelangan
kaki (Dr.Widiastuti,M.Pd)
a.
Tujuan
Untuk mengukur kemampuan
fleksibilitas pergelangan kaki teste
b. Alat dan fasilitas
1. Bidang yang datar atau gedung yang
mempunyai dinding tembok.
2. Stopwatch
3. Alat tulis
4. Formulir tes
c.
Pelaksanaan
1. Berdiri menghadap dinding,ujung jari
menyentuh dinding,dan bersandar poada dinding
2. Geser kaki menjauhi dinding secara
perlahan sejauh mungkin
3. Pertahankan kaki untuk berdiri,tubuh
dan lutut dan lutut terbuka lebar sedangkan dada tetap menempel pada dinding
4. Ukur jarak antara ujung kaki dengan
dinding.jarak paling pendek adalah ¼ inci
5. Ulangi sebanyak tiga kali dan catat
hasil jarak terbaik.
d. Penilaian
Ukuran di nyatakan dalam satuan
inci.
Gambar tes fleksibilitas kaki
e.
Table penilaian penilaian
fleksibilitas kaki
Kategori
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
Ø 35.00
|
Ø 32.00
|
Baik
|
35.00 – 32.51
|
32.00 – 30.51
|
Cukup
|
32.50 – 29.51
|
30.50 – 26.51
|
Kurang
|
29.50 – 26.50
|
26.50 – 24.25
|
Buruk
|
< 26.50
|
<24.25
|
3. Tes statis fleksibilitas bahu dan
pergelangan tangan.
a.
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan
fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan teste
b. Alat dan fasilitas
1. Bidang yang datar
2. Alat tulis
3. Formulir tes
c.
Pelaksanaan
1. Berbaring tengkurap di lantai dengan
ke dua tangan diluruskan memegang sebuah tongkat
2. Naikkan tongkat setinggi
mungkin,wajah mengikuti gerakan tongkat
3. Ukur jaraj naikknya tongkat dari
lantai .jarak terpendek adalah ½ inci
4. Ulangi sebanyak tiga kali dan catat
jarak terbaik
5. Ukur jarak pangkal lengan hingga
jari yang terpanjang
6. Catat nilai terbaik dari jarak
lengan
Gambar tes fleksibilitas bahu dan
pergelangan tangan
d. Penilaian fleksibilitas bahu dan
pergelangan tangan
Klasifikasi
|
Laki- laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
>12.50
|
>11.75
|
Baik
|
12.50 – 11.50
|
11.75 – 10.75
|
Cukup
|
11.49 – 8.25
|
10.74 – 7.50
|
Kurang
|
8.24 – 6.00
|
7.49 – 5.50
|
Buruk
|
<6.0
|
< 5.50
|
4. Macam-macam Tes
Kelentukan
4.1 Tes
Duduk dan Raih yang telah dimodifikasi
Tujuan: Untuk
mengukur pengembangan dari pinggul dan kembali berbelok seperti juga perluasan
otot-otot urat lutut pada kaki. Obyeknya adalah untuk melihat seberapa jauh
anda dapat meluaskan ujungjari-ujungjari mu di luar garis kaki mu dengan
kaki-kaki yang lurus.
Spesifikasi
olahraga: (1)
Melompat, menyelam, dan keahlian trampolin; (2)
lengan lurus, kaki lurus menekan kepada jungkir di dalam latihan lantai
sebagaimana di dalam ketrampilan-ketrampilan olahraga senam yang lain.
Tingkatan
Usia:
Usia
enam sampai perguruan tinggi.
Jenis
Kelamin: Memuaskan sebagai suatu tes untuk
kedua-duanya baik anak laki-laki dan anak perempuan.
Reliabilitas
(keandalan): Suatu r dari 94 ditemukan ketika skor terbaik
dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan berhubungan.
Obyektifitas: Suatu
r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji berpengalaman
dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang tidak berpengalaman.
Validitas
(Kebenaran): Validitas diterima untuk tes ini.
Peralatan: Flexomeasure
dengan alat ukur dan tape.
Petunjuk: (1) Baris
tanda 15-inch dari alat ukur dengan satu baris di atas lantai dan beri tali
pita ujung dari tongkat ukur ke lantai sehingga kasus flexomeasure (sisi
jendela) menghadap ke bawah. (2) duduk dan luruskan tumitmu dekat tepi tanda
15-inch dan luncurkan tempat dudukmu pada luar angka kosong sebagai akhir dari
ukuran. (3) Harus
mempunyai suatu teman yang berdiri dan mengait jari kakinya melawan terhadap
tumitmu. Juga, mempunyai satu pembantu di masing-masing sisi untuk memegang
lutut-lututmu di suatu posisi yang terlihat sebagaimana Anda persiapkan untuk
melakukan peregangan. (4) Dengan tumit tidak lebih dari 5 inci
terpisah, pelan-pelan lakukan peregangan maju, selagi mendorong alat
flexomeasure sejauh dan sepanjang mungkin dengan ujung-ujung jari dari kedua
tangan. Ambil kesempatan bacamu di dekat ujung dari alat flexomeasure.
Menentukan
skor: Dari tiga percobaan terbaik yang diukur pada perempat yang paling dekat
dari suatu inci adalah hasil skor test mu.
Tabel
didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada
perguruan tinggi di Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
23¾
- lebih
|
Dikedepankan/Canggih
|
25¾
- lebih
|
21¼
- 23½
|
Adv.
Intermediate/antara
|
22
- 25½
|
18¾
- 21
|
Intermediate/antara
|
20
- 22¼
|
17
- 18½
|
Adv.
Pemula
|
18
- 19¾
|
Di
bawah - 16¾
|
Pemula
|
Di
bawah - 17 ¾
|
4.4 Tes
Merobek Sisi
Tujuan:
Untuk mengembangkan perluasan di dalam mengangkangkan kaki. Sasarannya untuk
mendapatkan selangkangan sedekat mungkin dengan lantai.
Spesifikasi
Olahraga dan Tarian: (1) Melompat, berlatih lantai, dan gandar keseimbangan;
(2) tarian modern dan tari balet.
Tingkatan
usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.
Jenis
Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk kedua-duanya, anak laki-laki dan
anak perempuan.
Keandalan:
Satu r dari .92 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari
tes yang terpisah dan dihubungkan.
Obyektifitas:
Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yag berpengalaman
dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.
Kebenaran:
kebenaran diterima untuk tes ini.
Peralatan:
Sama seperti untuk Tes front-to-Rear Splits.
Petunjuk:
Sama seperti untuk Tes front-to-Rear Splits Test, kecuali melebarkan kaki-kaki
terpisah (sisi kepada sisi) sampai selangkanganmu sedekat mungkin pada lantai.
Menentukan
Skor: Sama dengan Tes front-to-Rear Splits, kecuali penggunaan skala yang
ditampilkan di dalam Tabel 6-4.
Petunjuk
tambahan: (1) Lutut harus dikunci pada saat pengukuran. (2) Tangan-tangan pemain
itu boleh menyentuh lantai untuk keseimbangan selama perjanjian (3) Kemiringan
pemain itu harus tidak menggeser posisi vertikal sebelumnya selama pengukuran.
Tabel
didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada
perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
3
– 0
|
Dikedepankan/Canggih
|
2,75
– 0
|
8
– 3,25
|
Adv.
Intermediate/antara
|
7,50
– 3
|
17,50
– 8,25
|
Intermediate/antara
|
16,75
– 7,75
|
2250
-1775
|
Adv.
Pemula
|
21,50
– 17
|
Di
atas – 22,75
|
Pemula
|
Di
atas – 21,75
|
4.7 Test
Perputaran Bahu
Tujuan:
Untuk mengukur tingkat kepada yang mana bahu-bahu akan berputar dengan sama
seperti batas suatu genggaman yang paling mungkin.
Spesifikasi
Olahraga: (1) Gaya kupu-kupu, gaya lintas tayang, dan gaya punggung di dalam
berenang, (2) pindahkan dan memasukkan ke dalam ring (besi lingkar), palang
yang tidak seimbang, dan palang horisontal di dalam olahraga senam.
Tingkatan
usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.
Jenis
Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak
perempuan.
Keandalan:
Satu r dari .97 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari
tes yang terpisah dan dihubungkan.
Obyektifitas:
Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman
dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.
Kebenaran/Validitas
: kebenaran/validitas diterima untuk tes ini
Peralatan:
60 inci dari tali dan flexomeasure dengan alat ukur dan tongkat pemandu
disisipkan.
Petunjuk:
(1) tangkap salah satu ujung tali untuk dengan tangan kirimu dan tangkap tali
dengan tangan kananmu dengan cara seperti beberapa inci jauhnya. (2) Lebarkan
kedua lengan untuk memenuhi panjang di depan dadamu dan putarlah tali melewati
atas kepalamu. Ketika Anda menemui balasan dalam memutar bahu-bahumu, anda
harus membiarkan tali untuk meluncur di dalam genggaman tangan kananmu sehingga
lengan itu dapat melebar dan membiarkan anda untuk menurunkan tali sampai
berhenti menyilang punggungmu. (3) Usahakan lenganmu tetap terkunci, putar ke
posisi awal dan ukur banyaknya inci tali di antara ibu jari dari
tangan-tanganmu. Sedikitnya jumlah jarak mengindikasikan kinerja yang lebih baik.
(4) Amankan lebar bahu maksimum menjauhkan punggung dari deltoid ke deltoid
dengan menggunakan flexomeasure.
Menentukan
Skor: lebar bahumu dikurangi dari jumlah semua inci dari skormu yang terbaik
dari tiga percobaan.
Contoh:
Percobaan terbaik = 30 inci
Lebar
bahu = 19
Skor
= 11 inci
Jadi,
semakin turun skor, semakin baik kinerja.
Tabel
yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada
perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
7
– kurang
|
Dikedepankan/Canggih
|
5
– kurang
|
11,50
– 7,25
|
Adv.
Intermediate/antara
|
9,755
– 5,25
|
14,50
– 11,75
|
Intermediate/antara
|
13
– 10
|
19,75
– 14,75
|
Adv.
Pemula
|
17,75
– 13,25
|
Di
atas - 20
|
Pemula
|
Di
atas – 18
|
4.8 Tes
Perluasan Mata Kaki (Penekukan Tapak Kaki)
Tujuan:
Untuk mengembangkan perluasan mata kaki (penekukan tapak kaki)
Spesifikasi
Olahraga dan Tari: Berenang, menyelam, olahraga senam, tarian dan menyelam,
perluasan mata kaki menambah keindahan gerakan selagi di dalam renang dan saat
melompat dimana ia menambah daya guna (efisiensi) mekanik.
Tingkatan
usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.
Jenis
Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak
perempuan.
Keandalan:
Satu r dari .93 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari
tes yang terpisah dan dihubungkan.
Obyektifitas:
Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman
dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.
Kebenaran/validitas:
kebenaran/validitas diterima untuk tes ini
Peralatan:
Alat flexomeasure dengan alat ukur dan garis pemandu disisipkan. Pastikan garis
A-B dari alat berada di dalam angka kosong dekat dengan ujung alat ukur. Lihat
Catatan Tambahan C-2 untuk test yang lain dengan busur derajad.
Petunjuk:
(1) Lepaskan sepatu-sepatumu dan ambil suatu posisi duduk di atas lantai dengan
kaki kananmu selurus mungkin. ( 2) Perintahkan asistenmu menempatkan posisi
alat ukur pada angka nol di atas lantai dan meluncurkan alat mengarah ke bawah
sampai pemandu garis berhenti ke seberang titik yang paling rendah dari tulang
tulang kering. (3) Lebarkan mata kaki mengulangi pengukuran di titik yang
paling tinggi dari kaki (tidak juga jari kaki atau kura-kura kaki) selama
perluasan maksimum. (4) Ulangi pengukuran di titik yang paling tinggi dari
kaki. (5) Rekam/catat perbedaan antara garis kaki bagian atas (selama perluasan
) dan garis tulang kering terendah kepada salah satu yang paling dekat -
delapan inci untuk masing-masing kaki.
Menentukan
Skor: Rata-rata perbedaan kaki kanan dengan perbedaan skor kaki kiri dan
membandingkan kinerjamu kepada skala di Tabel 6-8.
Tabel
yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada
perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
0,75
– Kurang
|
Dikedepankan/Canggih
|
0,50
– Kurang
|
1,50
– 1
|
Adv.
Intermediate/antara
|
1,25
– 0,75
|
2
– 1 ,75
|
Intermediate/antara
|
1,75
– 1,50
|
3
– 2,25
|
Adv.
Pemula
|
2,25
– 2
|
Di
atas – 3,25
|
Pemula
|
Di
atas – 2,50
|
5.
Permasalahan dari
Pengukuran
Beberapa permasalahan bersifat nyata di dalam
mengukur kelentukan siswa dengan teliti. Pertama-tama, guru atau pelatih harus
memutuskan apakah skor ujian harus berhubungan dengan panjang atau lebar dari
suatu bagian tubuh atau absolut dalam kaitan dengan menggunakan istilah apa
yang siswa dapat lakukan berkaitan dengan suatu tujuan yang ditentukan dari
kinerja. Secara umum, metode absolut diinginkan ketika latihan kelentukan dan
pengujian kelentukan adalah untuk tujuan-tujuan dari kinerja olahraga. Melihat kembali
contoh sebelumnya dari gerakan splits, di dalam pengujian kelentukan yang
absolut, anda pada kenyataannya berkata, "Aku tidak mempedulikan betapa
jangkung atau pendek anda, aku hanya ingin mengetahui seberapa dekat anda dapat
menurunkan tempat dudukmu ke lantai."
Ke
dua, kita telah lama mengetahui bahwa kelentukan sangat spesifik secara alami.
Ini untuk mengatakan bahwa anda boleh jadi sungguh fleksibel dalam satu bidang
tubuh dan hanya sedikit fleksibel di bagian yang lain. Jadi, kita secara umum mematahkan
permasalahan atas temuan yang hanya satu item kelentukannya di suatu tes
kebugaran fisik. Sementara itu satu item dapat menjadi ideal untuk beberapa
siswa, namun bisa jadi menjadi pilihan yang buruk untuk siswa yang lain. Oleh
karena itu, kita benar-benar perlu menyajikan suatu pilihan satu item di luar
dari tiga materi kelentukan untuk membiarkan masing-masing siswa melaksanakan
satu pilihan yang paling berhasil untuk dia, baik pria maupun wanita.
Tes-tes praktis tertentu ketiga, seperti tes
gerakan splits depan ke belakang dan perputaran bahu, adalah menghabiskan waktu
karena kesulitan mendapatkan para siswa dasar untuk mencapai posisi yang benar.
Bagaimanapun, masalah ini dapat dikurangi dengan memberikan peraga-peraga yang
tersedia atau gambar-gambar yang ditempatkan untuk membantu persiapan
masing-masing siswa sebelum menjalani ujian.
Dan
akhirnya, ada suatu kebutuhan akan skala penentuan nilai dan norma-norma di
tingkat dasar, yunior dan senior.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
·
Definisi
tes adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai individu atau objek.
·
Pengukuran
dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan informasi
·
Kelentukan, sebagai suatu komponen kebugaran fisik,
adalah kemampuan dari suatu individu untuk menggerakkan tubuh dan
bagian-bagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada
artikulasi-artikulasi dan pemasangan-pemasangan otot
·
Macam-macam kelentukan
bermacam-macam jenisnya, antara lain:
1.
Tes Duduk dan Raih yang
telah dimodifikasi
2.
Tes Bridge-up
3.
Tes Front-to-Rear-Splits
4.
Tes Merobek Sisi
5.
Tes Tingginya Bahu dan
Pergelangan Tangan
6.
Tes Perluasan Batang Tubuh
dan Leher
7.
Test Perputaran Bahu Tes
8.
Perluasan Mata Kaki
(Penekukan Tapak Kaki)
9.
Tes Pembelokan Mata Kaki
(Pembelokan Dorsi)
2. Saran
Apabila hendah melakukan
suatu tes sebaiknya mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan. Alat yang
digunakan harus diketahui seberapa besar valid, reliabel, dan obyektif.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Johnson,
Bl dan Nelson, JK. 1979. Practical Measurement for Evaluation in Physical
Education. Minnesota : Burgess Publishing Company
·
Bompa,
1983. Theory and metodology Training. Tesis. Universitas Negeri
Semarang.
·
Maksum,
ali. 2007. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
·
Herawati Herawati, dan Wahyuni.
2004. Latihan Peregangan untuk Meningkatkan Feksibilitas Punggung.
Skipsi. Universitas Muhammadiah Surakarta.